Milad Habibie.. β€οΈ
Anyer, sabtu 18-08-18
23 tahun yg lalu, mereka menjadi manusia yg berbahagia atas kehadiranmu. Mereka menjadi sepasang insan yg bersyukur mendengar tangisanmu.. iya. 25 Agustus 1995. Mereka menaruh harap padamu. Mereka, darah dagingmu. Ayah ibumu.. (juga semoga kelak) Untuk memperingati hari kebahagiaan itu, 23 tahun yang lalu. Juga seterusnya.. perihal waktu yg terus berputar dan usia semakin berkurang.
Sayang.. ada yg harus di perjuangkan. Ada banyak. Silahkan habiskan jatah hidupmu bersama mereka. Mereka yg menghutangi budimu. Meski tak pernah mengharap belas kasih.. Baru, setelah itu habiskan sisa hidupmu bersamaku.. Aku yg saat ini blm menjadi sesiapa-mu. Kelak, (Semoga Rabb kita izinkan). Engkau akan menghidupi perempuan yg sama sekali tidak ada hubungan darah dgnmu.. dirimu yg tak pernah ada hutang Budi kepadaku tapi ada kewajiban untuk membahagiakanku. Menanggung beban di bahumu, atasku. Men-tarbiyahi aku padahal semasa dulu segalanya dari orangtuamu. Pak.. Bu.. terimakasih jika kelak mengizinkan anakmu hidup bersamaku. Aku memang tidak akan pernah mengalahkan kasih sayang kalian, tapi aku berjanji untuk selalu mencintai dan melayaninya dgn baik..
Selalu menetes air mata di pipi, saat kutulis maupun ku curahkan atau ku ceritakan tentang mu.
Rabbi yallah.. engkau, yg maha tahu segala yg tercurah maupun tidak tecurah. Engkau yg maha mendengar segala apa yg terungkap maupun yg tidak terungkap. Engkau maha mengerti segala apa yg terucap maupun tidak terucap. Segala isi hati. Engkau mengerti dan memahami.
Mohon..
kabulkan segala do'anya..
Berikan segala keinginannya..
Penuhi segala harapnya..
Apapun yg dimintanya. Untuk orangtuanya, dirinya, cintanya..
Sekarang berdo'alah sayang. Apapun itu. Semoga engkau, berbahagia. Selalu.. hingga ujung usia ~ (kabulkan, wahai engkau yg maha mengabulkan do'a) ammiin yaa mujiibassa'iliin..
Mabruk alfaa mabruk alayka mabruk..
25 Agustus 2018
23 tahun yg lalu, mereka menjadi manusia yg berbahagia atas kehadiranmu. Mereka menjadi sepasang insan yg bersyukur mendengar tangisanmu.. iya. 25 Agustus 1995. Mereka menaruh harap padamu. Mereka, darah dagingmu. Ayah ibumu.. (juga semoga kelak) Untuk memperingati hari kebahagiaan itu, 23 tahun yang lalu. Juga seterusnya.. perihal waktu yg terus berputar dan usia semakin berkurang.
Sayang.. ada yg harus di perjuangkan. Ada banyak. Silahkan habiskan jatah hidupmu bersama mereka. Mereka yg menghutangi budimu. Meski tak pernah mengharap belas kasih.. Baru, setelah itu habiskan sisa hidupmu bersamaku.. Aku yg saat ini blm menjadi sesiapa-mu. Kelak, (Semoga Rabb kita izinkan). Engkau akan menghidupi perempuan yg sama sekali tidak ada hubungan darah dgnmu.. dirimu yg tak pernah ada hutang Budi kepadaku tapi ada kewajiban untuk membahagiakanku. Menanggung beban di bahumu, atasku. Men-tarbiyahi aku padahal semasa dulu segalanya dari orangtuamu. Pak.. Bu.. terimakasih jika kelak mengizinkan anakmu hidup bersamaku. Aku memang tidak akan pernah mengalahkan kasih sayang kalian, tapi aku berjanji untuk selalu mencintai dan melayaninya dgn baik..
Selalu menetes air mata di pipi, saat kutulis maupun ku curahkan atau ku ceritakan tentang mu.
Rabbi yallah.. engkau, yg maha tahu segala yg tercurah maupun tidak tecurah. Engkau yg maha mendengar segala apa yg terungkap maupun yg tidak terungkap. Engkau maha mengerti segala apa yg terucap maupun tidak terucap. Segala isi hati. Engkau mengerti dan memahami.
Mohon..
kabulkan segala do'anya..
Berikan segala keinginannya..
Penuhi segala harapnya..
Apapun yg dimintanya. Untuk orangtuanya, dirinya, cintanya..
Sekarang berdo'alah sayang. Apapun itu. Semoga engkau, berbahagia. Selalu.. hingga ujung usia ~ (kabulkan, wahai engkau yg maha mengabulkan do'a) ammiin yaa mujiibassa'iliin..
Mabruk alfaa mabruk alayka mabruk..
25 Agustus 2018
Komentar
Posting Komentar